google-site-verification: google8ea80651cee2583d.html Proyeksi Dalam Gambar Teknik ~ Oldesain

Klik Disini

Labels

Saturday, April 19, 2014

Proyeksi Dalam Gambar Teknik




  1. Gambar Proyeksi

Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi.
Jika sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti gambar 4.1 maka proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perpspektif dan gambarnya disebut gambar perspektif

Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi ( garis-garis penglihatan) menjadi garis sejajar, seperti pada gambar 4.2 . Proyeksi ini disebut proyeksi sejajar
Sedangkan proyeksi sejajar dibagi dua yaitu :
clip_image001 Proyeksi orthogonal, bila garis-garis proyeksi tegak lurus pada bidang proyeksi P
clip_image001[1] Proyeksi miring, bila garis-garis proyeksi membuat sudut dengan bidang proyeksi P
clip_image003
Gambar 4.1. Proyeksi Perspektif Gambar 4.2. Proyeksi Sejajar
  1. Proyeksi Aksonometri 

    ( sejajar yang tegak lurus)

Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi orthogonal dan salah satu bidang sisinya frontal ( sejajar bidang proyeksi) seperti tampak pada gambar 4.3a, hanya sebuah bidang saja yang tergambar pada bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan gambar demikian memberi bentuk benda seperti sebenarnya( mudah dimengerti/dipahami bentuk bendanya) gambar 4.3b. Cara demikian disebut proyeksi aksonometri. Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometric, dimetri dan trimetric.
clip_image005
Gambar 4.3. Proyeksi Orthogonal
    1. Proyeksi Isometri

Sebagai contoh diambil sebuah kubus. Pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada gambar 4.4a. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal benda berdiri tegak lurus bidang vertical ( bidang proyeksi). Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35o 16' Gambar 4.4b Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus . Dalam gambar proyeksi ini rusuk-rusuknya AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o. Pada gambar 4.4c diperlihatkan skala perpendekan dari rusuk-rusuknya pada gambar proyeksi, yaitu 0,82 dari panjang rusuk sebenarnya. Proyeksi demikian disebut proyeksi isometric
clip_image007
Gambar 4.4 Proyeksi isometri
    1. Proyeksi dimetri

Disebut proyeksi dimetri, bila skala perpendekan dari dua rusuk dan dua sudut dari ketiga sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang berpotongan pada satu titik adalah sama
clip_image009
Gambar 4.5 dimetri Gambar 4.6. Proyeksi trimetri
    1. Proyeksi trimetri

Proyeksi trimetric, bila skala perpendekan dari ketiga rusuk dan tiga sudut titik sama lihat gambar 4.6
Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri yang khusus terdapat pada table dibawah ini
Tabel Sudut Proyeksi dan skala perpendekan

Cara Proyeksi
Sudut Proyeksi (o)
Skala Perpendekan
α
β
Sumbu x
Sumbu y
Sumbu z
Proyeksi Isometri
30
30
82
82
82
Proyeksi Dimetri
15
35
40
15
35
10
73
86
54
73
86
92
96
71
92
Proyeksi Aksonometri
20
30
30
35
45
10
15
20
25
15
64
65
72
77
65
83
86
83
85
92
97
92
89
83
86
  1. Gambar Isometri

Orang lebih menyenangi gambar isometric, karena gambar isometric dapat menyajikan benda dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain. Berikut contoh gambar isometric dengan berbagai kedudukan sumbu utama Gambar 4.7. Kedudukan sumbu isometric dipilih sesuai tujuan dan hasil yang akan memberikan gambar yang paling jelas.
clip_image011
Gambar 4.7 Kedudukan sumbu-sumbu isometric

Gambar isometric dari sebuah 

benda dengan sebuah bidang miring

clip_image013
Gambar 4.8
  1. Proyeksi Miring

clip_image015
Gambar 4.9. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Pada proyeksi ini benda dapat diletakkan sesukanya tetapi biasanya permukaan depannya diletakkan frontal terhadap bidang proyeksi vertical. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada proyeksi orthogonal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya sudut 30, 45 dan 60 derajat terhadap sumbu horizontal yang disebut juga sudut proyeksi. Pada rusuk yang miring ini bila dipakai skala perpendekan= 0,5 dan sudut proyeksi 45o memberikan bentuk gambar yang jelas dan mudah dipahami seperti sebenarnya dan penggambarannya agak mudah.
Gambar 4.10 memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometric dan proyeksi miring dapat dipakai sebagai perbandingan
clip_image017
Gambar 4.10 Perbandingan Gambar isometric dan gambar Proyeksi Miring

Cara-cara Proyeksi yang digunakan

dalam gambar teknik

  1. Dasar-dasar Proyeksi orthogonal

Untuk dapat memproyeksikan benda secara orthogonal ( tegak lurus) perlu kita pahami dasar-dasar proyeksi orthogonal. Benda tidaj lain dibatasi oleh bidang dan garis potong dari bidang bidang tersebut. Untuk dapat memproyeksikan benda tersebut, kita harus dapat memproyeksikan bidang dan garis. Untuk memproyeksikan bidang sama dengan memproyeksikan 2 garis yang berpotongan pada bidang tersebut. Sedang untuk memproyeksikan garis adalah sama dengan memproyeksikan dua titik yang tidak berimpit pada garis tersebut. Berikut contoh proyeksi titik pada bidang proyeksi gambar 5.1a proyeksi garis PG pada bidang proyeksi, masing-masing untuk PQ // bidang proyeksi. Gambar 5.1b, PQ terletak sebarang terhadap bidang proyeksi, gambar 5.1.c dan PQ tegak lurus bidang proyeksi gambar 5.1d sedang pada gambar 5.2 menunjukkan urut-urutan proyeksi orthogonal dari suatu benda pada satu bidang proyeksi.
clip_image003
Gambar 5.1. Proyeksi Orthogonal dari titik dan garis
clip_image005
Gambar 5.2. Proyeksi Orthogonal dari benda
  1. Proyeksi Orthogonal dalam gambar teknik

Dalam gambar teknik kita mengenal dua macam proyeksi, yaitu

a. Proyeksi Eropa atau proyeksi sudut pertama dan

b. Proyeksi Amerika atau proyeksi sudut ketiga

a. Proyeksi Eropa

Ketentuan dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara memproyeksikan :
Benda yang akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai pandangan depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana pengamat/ orang akan memproyeksikan.
Kemudian benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.3b. Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi pandangan depan ( A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyeksi pandangan kanan ( D) ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan gambar proyeksi belakang ada dibidang sisi depan Gambar 5.3b
Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi pandangan depan.
Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti pada gambar 5.3d
Ciri-ciri dari hasil proyeksi eropa :
    1. Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan
    2. Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan
    3. Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan
    4. Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan
clip_image007
Gambar 5.4. Proyeksi Eropah atau Proyeksi Sudut Pertama

b. Proyeksi Amerika

Ketentuan dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda. Cara memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah memandangnya.
Kemudian benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.4a. Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan , pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang lihat gambar 5.4a
Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi pandangan depan.
Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika seperti pada gambar 5.4c
Ciri-ciri dari hasil proyeksi Amerika :
    1. Pandangan atas terletak di atas pandangan depan
    2. Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan
    3. Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan
    4. Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan
clip_image009
Gambar 5.4. Proyeksi Amerika atau Proyeksi sudut ketiga

Fungsi dan Sifat Gambar sebagai Gambar Teknik


Alat – alat Gambar dan Penggunaannya

Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar teknik sipil terdiri atas pensil gambar, pena gambar, kotak jangka, penggaris, penggaris T, sepasang segitiga, mistar ukur, mistar skala, busur derajat, penghapus, mal bentuk ( sablon) papan gambar, meja gambar, mesin gambar dan kertas gambar.
Mutu dari suatu gambar ditentukan dari sarana ( alat-alat gambar) yang baik dan sumber daya manusianya yang mampu menguasai teknik gambar dan menggunakan alat-alat gambar dengan tepat. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat gambar secara tepat.

a. Pensil Gambar

Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan Lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum standard sepenuhnya, karena itu dianjurkan menggunakan satu merek pensil saja agar tepat derajat kekerasannya.
Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama ( konstan) sebaiknya pensil dibuat pipih ( baji) Gambar 2.1a, jadi jangan runcing/konis seperti gambar 2.1.b. Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas amplas.
Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali ( pensil mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis sehingga tidak perlu lagi penajaman. Ukuran-ukuran yang ada adalah 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H
Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar harus mempunyai sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80-90 derajat Gambar 2.2.
clip_image002
Gambar 2.1 dan Gambar 2.

b. Pena Gambar

Pena tarik: Ujung pena yang terbelah itu dapat diatur, hingga orang mendapatkan lebar/tebal garis yang bermacam-macam. Kedudukan waktu menggaris tegak lurus keatas gambar. Tinta harus didisi secukupnya, bila terlalu banyak/ sedikit akan menghasilkan garis yang tidak merata tebalnya. Pengisian tinta pada ujungnya tidak boleh sampai menempel dibagian luar, sehingga tinta akan menempel pada mistar gambar yang akan menyebabkan turun ke kertas gambar. Bila sudah diisi tinta secukupnya , harus secepatknya digunakan, bila tidak digunakan untuk waktu lama akan mongering dan harus dibersihkan lagi
Rapido : pena ini mempunyai ujung ( mata pena) dengan macam-macam ukuran seperti pensil mekanis. Banyak keuntungan dari pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena tarik :
i. Tidak sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu
ii. Tidak berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada pada mulut pena dan berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga cepat kering dan mudah tumpah
iii. Tebal tipisnya sangat akurat, sebab ada macam-macam pemilihan mata pena dengan ukuran tebal yang sudah tepat, tidak perlu menyetel/ memeriksa tebal lagi. Saat ini pena tarik sudah ditinggalkan
clip_image004
Gambar 2.4
Untuk mendapatkan hasil gambar tinta yang baik , kerjakan anjuran-anjuran di bawah ini :
1) Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung. Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung daripada sebaliknya.
2) Semua garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kiri ke kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah gb 2.5. Dengan demikian garis-garis mempunyai cukup waktu untuk mongering dan kemungkinan " merusak " garis akan berkurang. Garis yang kering juga diperlukan untuk garis yang berpotongan. Jika tidak maka hasilnya seperti pada gb. 2.6.
clip_image006
Garis Horisontal Garis vertical Pertemuan
Gambar 2.5 Gambar 2.6

c. Jangka

Ada tiga macam jangka yang dipakai untuk menggambar
1) Jangka biasa dengan kaki lurus dengan jarum yang dapat dirubah-rubah sudutnya dengan sekrup dan kaki yang satunya dapat diperlengkapiny dengan tiga macam :
a) Sambungan kaki dengan pensil
b) Sambungan kaki dengan tinta ( disambung dengan rapido)
c) Sambungan kaki dengan jarum
Dengan alat penyambung ( memperpanjang kaki jangka) dapat dihasilkan lingkaran dengan jari-jari 250 mm. Jika diinginkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar maka dipakai jangka batang. Gb. 2.9.
2) Jangka orlean, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan jari-jari yang kecil seperti misalnya untuk pembulatan Gb. 2.10
3) Jangka pegas, kedua kakinya ditahan oleh pegas dibagian atas, untuk menyetel kaki-kakinya dipakai sekrup. Keuntungannya pada waktu digerakkan jari-jarinya tidak mudah berubah dan dapat digunakan untuk jari-jari yang kecil dan besar tergantung dari besarnya jangka tersebut dan dapat dipakai untuk pensil dan tinta.
Dalam menggunakan jangka harus diusahakan agar supaya kedua kakinya tegak lurus pada kertas gambar dan tahanlah dengan tekanan dan putaran yang konstan untuk dapat menghasilkan tebal garis yang sama.
Dewasa ini terdapat sablon lingkaran untuk menggunakan lingkaran-lingkaran kecil. Hal ini hanya untuk mempermudah dan mempercepat waktu gambar.
clip_image008

d. Penggaris/ mistar gambar

Penggaris T terdiri dari landasan ( kepala) dan daun, sehingga membentuk huruf T, disebut pula penggaris T. Biasa digunakan untuk membuat garis horizontal yang panjang dengan menekankan landasannya pada tepi kiri papan gambar dan menggesernya ke atas dan ke bawah. Jenis lain dari penggaris T adalah yang landasannya dua, satu landasan tetap dan yang lain dapat bergerak. Dengan mengatur sudut yang dikehendaki dari landasan yang dapat bergerak ini orang dapat membuat garis panjang yang tidak horizontal ( miring ). Untuk menarik garis dengan pensil/ tinta dipakai permukaan penggaris yang condong bukan yang tebal, lihat penampung dari penggaris Gb. 2.11
Ukuran dari penggaris T ini biasanya dibuat dari seluloid/mika yang tahan terhadap perubahan cuaca yaitu panas dan dingin, selain itu juga transparan ( tembus pandang ) Untuk memeriksa kelurusan dari penggaris ini diperlukan penggaris T yang sudah diperiksa kelurusannya, kemudian permukaan yang dipakai untuk menggaris dari kedua penggaris T itu dipertemukaan di atas papan gambar seperti Gb 2.11. bila berimpit betul-betul dan tidak ada yang renggang berarti T itu lurus.
clip_image010
Gambar 2.11 Penggaris T

e. Segitiga Siku-siku

Sepasang segitiga siku-siku terdiri dari siku-siku sama kaki dan sebuah segitiga siku-siku 30° dan 60°, dimana panjang sisi miring segitiga siku-siku sama kaki hampir sama panjang dengan siku-siku yang terpanjang dari segitiga yang kedua ( sudut 30° dan 60°) lihat gb 2.12a. Saat ini banyak dipakai segitiga siku-siku yang dibuat dari seluloid/mika yang tahan cuaca.
clip_image012

f. Busur Derajat

Busur derajat dibuat dari alumunium atau palstik, biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180° gambar 2.15
clip_image014
Gambar 2.15

g. Mesin Gambar

Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga, mistar, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar dibawah. Alat ini dapat digunakan untuk menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Penggaris yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1; 1:2 ; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang penggaris tegak lurus tersebut dapat digerakkan bebas disemua permukaan papan gambar

h. Kertas Gambar dan ukurannya

Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak ( perencanaan awal) biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan pinsil. Sedangkan untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu untuk diperbanyak biasanya menggunakan kertas kalkir
1) Ukuran Kertas A
Ukuran X( MM) Y(MM) B( garis tepi)
A0 841 1189 10 ( 20) MM
A1 594 841 10
A2 420 594 10
A3 297 420 10
A4 210 297 10
A5 148 210 10
2) Ukuran Kertas B
Ukuran kertas seri B0 adalah : luasnya = √ 2 m2 dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : √ 2. Dengan cara penyelesaian yang sama seperti seri A0 maka didapat ukuran kertas seri B0: panjang x = 1414 mm dan lebar y = 1000 mm B1 : x = 1000 dan y = 707 mm; B2 : x = 707 mm dan y = 500 mm dst.

Garis dan Huruf

  1. Macam garis dan tebal garis

Didalam menggambar teknik bentuk dan tebal garis sesuai dengan penggunaanya seperti contoh dibawah ini ;

Jenis
Macam Garis Contoh-contoh Penggunaan
A clip_image001 0,6
0,8
Garis tebal 1. Garis benda langsung terlihat
2. Garis tepi
B clip_image002 0,1
0,2
Garis tipis 1. Garis penunjuk ukuran, garis Bantu, garis penunjuk
2. Garis arsir
3.Garis untuk Penampung yang diputar ditempat
4. Garis khayal yang terjadi dari perpotongan yang dibulatkan
C clip_image003 0,1
0,2
Garis bebas tipis 1. Garis potong, yang menghilangkan sebagian benda
2. Garis batas antara bagian benda yang dipotong dan sebagian dalam pandangan
D clip_image004clip_image005 0,3
0,4
Garis sedang ( putus-putus) Garis benda yang terhalang/tidak langsung terlihat
E clip_image006 0,1
0,2
Garis tipis ( strip titik) 1. Garis sumbu
2. Garis potomg penampang
  1. Huruf dan angka

Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka dalam gambar teknik, ialah ; jelas dan seragam dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh-contoh huruf dan angka, satu untuk huruf miring dan satu untuk huruf tegak, kedua-duanya boleh digunakan Pada gambar 3.3 dicontohkan untuk huruf dan angka yang miring
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
0123456789 ~!@#$%^&*()_+|
Bentuk Huruf Miring ISO
Ukuran huruf
Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut : 2,5;3,5;5;7;10; 14; dan 20 mm
Tinggi h ( huruf besar) dan c ( tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm
Tebal huruf d ditentukan oleh dua perbandingan standard d/h, yaitu antara d/h = 1/14 dan d/h = 1/10. Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-perbatasan diberikan pada table berikut :
clip_image008

Huruf A ( d= h/14)


Sifat Perbandingan ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(tanpa tangkai dan kaki)
(14/14)h
(10/14)h
2,5 3,5
2,5
5
3,5
7
5
10
7
14
10
20
14
Jarak antar huruf a
Jarak minimum antara garis b
Jarak minimum antara perkataan e
(2/14)h
(20/14)h
(6/14)h
0,35
3,5
1,05
0,5
5
1,5
0,7
7
2,1
1
10
3
1,4
14
4,2
2
20
6
2,8
28
8,4
Tebal huruf d (1/14)h 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan tebal huruf d

Huruf B ( d= h/10)


Sifat Perbandingan ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(tanpa tangkai dan kaki)
(10/10)h
(7/10)h
2,5 3,5
2,5
5
3,5
7
5
10
7
14
10
20
14
Jarak antar huruf a
Jarak minimum antara garis b
Jarak minimum antara perkataan e
(2/10)h
(14/10)h
(6/10)h
0,5
3,5
1,5
0,7
5
2,1
1
7
3
1,4
10
4,2
2
14
6
2,8
20
8,4
4
28
1,2
Tebal huruf d (1/10)h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik : sepert

0 comments:

Post a Comment