google-site-verification: google8ea80651cee2583d.html August 2015 ~ Oldesain

Klik Disini

Labels

Wednesday, August 12, 2015

FOTO REPRODUKSI GRAFIKA


Fotoreproduksi sebagai salah satu kegiatan dalam proses penyiapan barang cetakan memiliki peran cukup tinggi untuk menghasilkan suatu hasil cetakan. Dalam pekerjaan fotoreproduksi terdapat 3 kegiatan utama, yaitu pemotretan, montase dan pembuatan acuan cetak.
Dalam dunia grafika, film adalah suatu lembar transparan (plastik atau kertas kalkir). Film terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

Film Continouse tone (film nada penuh) dengan ciri-ciri film ini dapat mengadakan nada antara abu" sampai hitam. Fungsinya untuk pemotretan nada penuh. Misalkan : Negatif separasi type I (Pemotretan pemisahan warna).
Film Lith (Film Garis). Ciri-cirinya film ini dapat mengadakan nada hitam dan bening. Fungsinya untuk pemotretan garis dan raster.

Menurut kepekaan cahaya, film terbagi menjadi 3 golongan yaitu:

Blue sensitive film yaitu dilm yang peka terhadap cahaya biru. Dalam prosesnya dipergunakan lampu pengaman merah.
Orthochromatic yaitu film yang peka terhadap cahaya biru hijau dan sedikit kuning, yang dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan dengan lampu pengaman merah.
Panchromatic yaitu film yang peka terhadap semua warna cahaya, sehingga dalam prosesnya harus dilakukan dalam keadaan yang gelap total.

Penampang film terbagi atas 5 bagian antara lain:

Lapisan pelindung-->untuk melindungi emulsi film dibawahnya dan kerusakan mekanis seperti goresan ataupun "cincin Newton()"
Emulsi film-->merupakan lapisan peka cahaya yang terdiri dari butir" perak haloginida.
Lapisan Substract/pengikat-->untuk merekat erat lapisan emulsi dan punggung filim pada dasar film.
Alas film-->terdiri dari 2 bagian yaitu tri acetat dan polyester.
Lapisan anti halo-->Lapisan ini diletakkan pada punggung film, lapisan diwarnai dengan bahan warna tertentu yang sifatnya spektrum

fungsi anti halo:Untuk mengimbangi teganganfilm dibagian emulsi agar pada saat setelah diproses film akan tetap datar permukaannya.

Fotoreproduksi-->menangani dari model hingga menjadi plate cetak.
Raster merupakan alat bantu fotoreproduksi untuk mewujudkan gambar nada penuh menjadi nada lengkap. Raster membentuk lembaran bening yang dinyatakan dengan titik" dimana bidang" putih berupa titik" kecil dan pada bidang hitam dinyatakan dengan titik" besar.
ada 2 macam raster:

1. Raster nada keras
terdiri dari
a.Raster nada rata (screen tint)
Raster yang mempunyai bentuk merata

mempunyai besar titik : 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 95%.
Mempunyai kehalusan yang dinyatakan dalam bentuk garis/inch. contoh : 65, 85, 100, 133, 150, 175, dan 200.
Mempunyai sudut raster : 450, 750, 900, 1050.
Raster nada rata titiknya bersifat titik keras, sehingga dapat
dikontak dan diduplikat.fungsi: untuk dasar cetakan atau background, teks gambar maupun gradasi. Untuk membuat kombinasi antara garis dan raster dan untuk membuat separasi tangan ( hand separation).

b.Raster efek khusus (spesial efek screen)
sifat:memilikipola/nada yang khusus yaitu serat kayu, serat kain, garis bergelombang dantidak mempunyai kehalusan.
fungsi:cover majalah, dasar cetakandan membuat gambar/ teks
c.Raster gradasi (Gradations Screen)-->raster yang memiliki kehitaman secara terus menerus.
sifat: memiliki kehalusan dan titik bersifat titik keras. Mempunyai suatu tingkatan kehitaman secara terus menerus mulai dari 0, 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 95%, dan 100%.

2.Raster Nada lengkap
Raster Kaca raster kaca berupa kaca optik terdiri dari dua buah kaca yang mempunyai garis brsilang yang kemudian disatukan dengan menggunkan lem (perekat) yang disebut balsam kanada. Raster ini
dipergunakan untuk pemotretan yang ditempatkan pada kamera reproduksi.
Ciri-ciri raster kaca
Raster kaca memiliki ketebalan
Mudah tergores/mudah rusak
Penggunaannya khusus pada kamera dan tidak dapat dikontak.
Raster kaca titik-titiknya tidak terlalu tampak.

2) Raster Singgung(contact)
raster singgung merupakan lembaran film yang mempunyai titik dengan kehitaman yang tinggi.
Ciri-ciri
Warna abu-abu digunakan untuk pemotretan hitam putih dan
pemisahan warna secara tidak langsung.
Magenta digunakan untuk pemotretan hitam putih dan pemisahan warna secara tidak langsung.
Jenis negatif digunakan untuk melakukan pemotretan negative dada langkap.
Jenis positif digunakan untuk melakukan pemotretan positif nada lengkap.Bentuk titik ;

Papan catur
Eliptikal
LingkaranSudut :
o 450 warna black
o 750 warna magenta
o 900 warna yellow
o 1050 warna cyan
Jenis raster singgung

Negatif; untuk film negative nada lengkap.
Positif; untuk pembuatan film positif nada lengkap.
Abu-abu; untuk pekerjaan warna dan hitam putih
Magenta; dipergunakan hanya untuk pekerjaan hitam putih saja.Ciri-ciri raster:
Warna: abu-abu atau magenta
Sudut Raster: hitam 45 derajat, magenta 75 derajat, yellow 0 derajat, Cyan 15 derajat
Bentuk titik raster:papan catur, eliptical, round
jenis:raster positif dan negatif.

Pemotretan dikenal juga dengan istilah fotografi, yaitu berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti menulis atau menggambar. Maka berdasar pengertian tersebut, fotografi diartikan sebagai tulisan atau gambaran yang dikerjakan dengan cahaya. Untuk mendapatkan hasil dari fotografi, maka dilakukan langkah sebagai berikut :

1) pembentukan banyangan tajam

2) perekaman bayangan menggunakan cahaya/penyinaran

3) pemrosesan bayangan yang direkam menjadi nyata

Pada proses fotografi, maka prinsip pengerjaannya tidak terlepas dari masalah tentang cahaya dan bahan peka cahaya. Karena cahaya merupakan suatu bentuk tenaga elektromagnetik dari sumbernya, maka bahaya merupakan tenaga yang dapat membentuk gambar bayangan (latent image). Cahaya berperan penting dalam pembentukan gambar bayangan terhadap lapisan bahan peka cahaya yang berupa elmusi. Bahan peka cahaya tersebut merupakan lapisan selatin yang mengandung persenyawaan perak halida yang akan terurai persenyawaan peraknya apabila terkena sinar/cahaya. Banyak sedikitnya peruraian tergantung dari intensitas cahaya yang menyinarinya. Akibat peruraian akan timbul bentuk bayangan yang belum terlihat disebut dengan latent image. Melalui proses lainnya maka bayangan itu menjadi nyata dan terlihat dengan jelas. Untuk membentuk bayangan suatu gambar atau image dipergunakan bahan peka cahaya yang disebut dengan film sensitif. Dalam fotoreproduksi film dipergunakan untuk memperoleh gamabr negative atau positif yang

dipergunakan untuk keperluan pembuatan pelat dan klise. Film untuk keperluan grafika terdiri dari:

1) Film lith yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan berbentuk

teks, gambar garis, gambar beraster dan pemotretan raster.

2) Film nada penuh yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan

nada penuh baik hitam putih maupun berwarna.

Menurut kepekaan cahaya, film terbagi menjadi 3 golongan yaitu:

1) Blue sensitive film yaitu dilm yang peka terhadap cahaya biru. Dalam

prosesnya dipergunakan lampu pengaman merah.

2) Orthochromatic yaitu film yang peka terhadap cahaya biru hijau dan

sedikit kuning, yang dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan

dengan lampu pengaman merah.

3) Panchromatic
yaitu film yang peka terhadap semua warna cahaya,

sehingga dalam prosesnya harus dilakukan dalam keadaan yang

gelap total.

Reproduksi hitam putih adalah reproduksi gambar secara hitam putih saja dan ilustrasi yang tidak beraster (line work) atau raster (photo print). Gambar berwarna yang berwarna tapi tidak beraster dapat dimasukan dalam reproduksi hitam putih dikarenakan cara pemisahan warnaya tidaklah serumit dengan reproduksi pemisahan warna yang beraster. Pemakaian raster dalam pekerjaan reproduksi hitam putih maupun warna harus dibedakan dan ditinjau beberapa faktor, yaitu:

1) jenis cetakan (letterpress atau offset)

2) jenis kertas yang akan dipakai ( kasar atau halus)

3) jenis mesin yang akan dipakai ( sheet atau web)

Pada reproduksi hitam putih, sudut raster yang dipergunakan adalah 45 derajat yang berwarna abu-abu/grey, sedangkan bentuk titiknya dapat disesuaikan apakah persegi, bulat atau elips. Dalam melakukan reproduksi dipergunakan kamera horisontal atau kamera vertikal untuk merekam suatu model yang berupa benda datar, baik untuk diperbesar atau diperkecil dengan hasil sesuai aslinya.

PEMOTRETAN

Pemotretan adalah proses merekam suatu model yang berupa gambar untuk dipindahkan pada bahan film menggunakan peralatan yang disebut kamera fotoreproduksi. Untuk melakukan pemotretan menggunakan kamera, maka kamera tersebut harus disetel terlebih dahulu. Dalam melakukan penyetelan kamera, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) ukuran

2) ketajaman bayangan

3) penempatan kedudukan bayangan

Menyetel ukuran dan ketajaman pada hakekatnya ialah menempatkan pada jarak yang tepat dari model terhadap obyektif ( jarak-benda) dan dari bayangan terhadap obyektif (jarak-bayangan). Jarak benda dan jarak bayangan itu tergantung dari perbandingan

reproduksi dan dari jarak titikapi obyektif. Sedangkan dalam menempatkan obyek berupa model, hendaknya ditempatkan pada posisi yang benar-benar tepat, yaitu pada posisi tengah bidang model. Pada waktu pemotretan letak titik api/focus harus tepat, sehingga pengaturan bayangan yang diterima oleh film benar-benar tajam. Kemudian

pemberian waktu penyinaran juga harus tepat sebelum dilakukan penyinaran yang sebenarnya. Maka sebelumnya perlu dilakukan percobaan penyinaran untuk mendapatkan waktu yang tepat. Waktu yang tepat sangat diperlukan agar hasil yang diharapkan memenuhi standard film yang baik dan memperoleh patokan kerja yang lebih konkrit. Untuk pekerjaan yang sifatnya memperkecil atau memperbesar tentunya waktu penyinaran tidaklah sama. Waktu penyinaran tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut:

1) Sifat modelnya; makin kurang kecerahannya pada bagian terang,

makin lama harus diberikan penyinaran.

2) Sifat dan posisi lampu; makin jauh letak lampu dari modelnya dan

maik kesamping letaknya, makin lama pula harus diberi penyinaran.

3) Kepekaan bahan film yang dipakai.

4) Diafragma yang dipakai; pergantian nomor diafragma ke nomor

yang lebih tinggi urutannya akan memerlukan waktu penyinaran dua

kali lamanya.

5) Perbandingan reproduksi; penyinaran pada pembesaran memerlukan

waktu penyinaran yang lama disbanding pada pengecilan.

6) Penggunaan filter akan memberikan waktu yang lama untuk

penyinarannya.
Read More